zonamerahnews – Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (27/4) malam, meninggalkan jejak hingga ke Kota Larantuka. Abu vulkaniknya, meski tak setebal di sekitar gunung, tetap terasa hingga jarak sekitar 90 kilometer. Avelina Hallan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Flores Timur, membenarkan hal ini kepada zonamerahnews.com Senin (28/4) pagi. "Debu vulkanik sampai ke Larantuka," ujarnya.
Kejadian ini tak hanya meninggalkan abu. Dentuman keras disertai getaran turut mengagetkan warga Larantuka. "Warga kaget mendengar dentuman keras dari letusan semalam," jelas Avelina. Untungnya, kejadian ini tidak menimbulkan kepanikan massal, mungkin karena warga sudah terbiasa dengan aktivitas vulkanik gunung tersebut.

Empat titik pengungsian di Desa Konga, Lewolaga, Bokang, dan Kobasoma dilaporkan aman dari dampak letusan. Warga di desa terdampak masih dilarang pulang untuk menghindari risiko lebih lanjut. Jumlah pengungsi total mencapai 4.116 jiwa, baik yang berada di pengungsian maupun mandiri. Status tanggap darurat bencana tetap berlaku hingga 14 Agustus 2025.
Pengalaman serupa diungkapkan Yakobus Nggiri, warga Larantuka. Ia merasakan getaran yang menyerupai gempa ringan saat letusan terjadi. "Selain debu, ada getaran yang membuat kaget. Suara besar dan getarannya terasa," tuturnya. Meski kaget, warga tetap tenang dan tidak panik.
Sebelumnya, Ketua PPGA Lewotobi Laki-laki, Heman Yosef Mboro, melaporkan letusan pada pukul 21.15 WITA, dengan semburan abu mencapai 4 kilometer. Kolom abu berwarna kelabu tebal mengarah ke utara dan timur laut. Erupsi terekam seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi sekitar 1 menit 4 detik. Gunung Lewotobi Laki-laki, yang memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut, saat ini berstatus siaga level III.