zonamerahnews – Tiga tokoh penting Indonesia, Arsjad Rasjid, Jusuf Kalla, dan Nasaruddin Umar, lantang menyuarakan peran vital masjid dalam mengatasi ketimpangan ekonomi dan mewujudkan perdamaian dunia. Hal ini disampaikan dalam forum daring bergengsi, Peace-International Meeting for Peace 2025, yang berlangsung di Roma, Italia.
Arsjad Rasjid, Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Dewan Masjid Indonesia (DMI), menyoroti dimensi ekonomi sebagai fondasi perdamaian. Menurutnya, ketidakadilan ekonomi adalah pemicu laten konflik. "Ekonomi tanpa kemanusiaan adalah bentuk konflik tersembunyi," tegasnya, seperti dikutip zonamerahnews.com dari Antara, Minggu (2/11).

Mantan Ketua Umum KADIN ini menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi harus dibarengi dengan kemanusiaan dan pemberdayaan masyarakat berbasis solidaritas sosial. Ia mengajak dunia usaha untuk berperan aktif dalam menciptakan solusi kemanusiaan dan perdamaian global. "Kemakmuran tidak akan bertahan jika manusia dan perdamaian tidak menjadi pusat kemajuan," imbuhnya. Arsjad juga menyoroti pentingnya investasi pada generasi muda, yang sering menjadi korban perang dan kemiskinan.
Dalam forum tersebut, Arsjad memperkenalkan peran DMI yang menaungi lebih dari 800 ribu masjid di seluruh Indonesia. Ia menyinggung inisiatif Rumah Wirausaha Masjid, yang mengubah masjid menjadi pusat kewirausahaan dan ekonomi komunitas. "DMI mengubah masjid jadi pusat ekonomi komunitas sekaligus tempat anak muda belajar keterampilan digital, perempuan mengembangkan usaha, dan nilai iman diterjemahkan menjadi produktivitas," jelasnya.
Senada dengan Arsjad, Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DMI, menekankan bahwa masjid harus menjadi pusat pembinaan moral dan sosial umat. "Masjid tidak boleh hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga ruang sosial yang menumbuhkan keadaban dan solidaritas kemanusiaan," ujarnya. JK juga menyampaikan bahwa perdamaian adalah keberanian untuk memilih dialog dan solidaritas.
Sementara itu, Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, mengingatkan bahaya politisasi agama yang dapat mengancam perdamaian. Menurutnya, ancaman terbesar bagi perdamaian bukanlah agama itu sendiri, melainkan penyalahgunaan agama. Ia menekankan pentingnya Islam sebagai rahmat bagi semesta alam dan mengajak dunia untuk meneladani Indonesia sebagai ‘laboratorium kerukunan’.
International Meeting for Peace 2025 merupakan forum penting yang mempertemukan ribuan tokoh dunia dari berbagai agama dan budaya untuk membahas perdamaian global di tengah meningkatnya konflik dan ekstremisme.

