zonamerahnews – Temuan manipulasi nilai rapor hingga mencapai angka sempurna, 100, dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) membuat DPR geram. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian, mengungkapkan adanya kecurangan masif dalam sistem SPMB, tak hanya di Nusa Tenggara Barat (NTB) daerah pemilihannya, tetapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia. Informasi ini didapat zonamerahnews.com dari sumber terpercaya.
Hadrian menyebut, kecurangan tersebut dilakukan dengan berbagai cara. Di NTB misalnya, manipulasi nilai rapor untuk jalur prestasi dan manipulasi alamat domisili di Google Maps untuk jalur domisili menjadi modus operandi. "Bayangkan, ada siswa yang nilai rapornya 100 di semua mata pelajaran, semua semester. Namun, faktanya, dia tak mampu bersaing dengan teman sekelasnya yang nilainya jauh lebih rendah," ungkap Hadrian dengan nada kecewa.

Kejadian ini bukan yang pertama kali. Tahun sebelumnya, kecurangan serupa juga terdeteksi. Atas temuan ini, Komisi X DPR akan menggelar rapat dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada Rabu (16/7) mendatang. Evaluasi menyeluruh terhadap sistem SPMB menjadi agenda utama rapat tersebut.
Hadrian bahkan tak menutup kemungkinan penghentian SPMB jika hasil evaluasi menunjukkan kecurangan masif di seluruh Indonesia. "Jika kecurangan terjadi secara meluas, kami akan merekomendasikan penghentian SPMB. Namun, kita perlu melihat data dan seberapa masif kecurangan tersebut," tegas politikus PKB itu. Komisi X dan Kemendikdasmen akan membahas opsi tersebut, termasuk kemungkinan penerapan formula baru yang lebih efektif mencegah kecurangan. Nasib SPMB tahun depan pun kini berada di ujung tanduk.

