zonamerahnews – Suasana duka mendalam menyelimuti pemakaman Reno Syahputra Dewo (24), seorang demonstran yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan, hanya tinggal kerangka di Lantai 2 Gedung ACC, dekat Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat. Prosesi pemakaman berlangsung penuh haru di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Putat Gede, Surabaya, pada Sabtu (9/11) siang, diiringi isak tangis keluarga dan kerabat yang tak mampu menyembunyikan kesedihan.
Jenazah Reno tiba di rumah duka di Jalan Kampung Malang Utara, Tegalsari, Surabaya, pada malam sebelumnya setelah dibawa dari Jakarta. Ambulans kepolisian mengantarkan jenazah menuju peristirahatan terakhirnya.

Tangisan histeris keluarga pecah saat peti jenazah Reno diturunkan ke liang lahat. Ibunda Reno, Rita, tak kuasa menahan air mata. Sang adik, Abraham (19), terlihat terduduk lemas sambil terisak saat tanah mulai menutupi jasad kakaknya. "Mudah-mudahan Mas Reno dijembarkan kuburnya, diberi penerangan oleh Allah, dan diberi penjagaan oleh malaikat," ucap pemimpin doa dengan suara bergetar menahan tangis.
Keluarga, kerabat, dan rekan-rekan Reno bersama-sama melantunkan doa, memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum. Paman korban, Jemmy Yunianto (44), menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga jenazah Reno dapat dimakamkan dengan layak. "Sampai pada pemakaman hari ini, semuanya berjalan dengan lancar tidak ada kendala satu apapun juga. Mungkin berkat doa dari teman-teman, doa dari sahabat-sahabat Reno bahkan rekan-rekan dari media juga," kata Jemmy.
Jemmy juga menyampaikan apresiasi kepada pihak kepolisian yang telah mengawal kasus hilangnya Reno sejak Agustus hingga akhirnya ditemukan. "Saya perwakilan dari keluarga. Saya paman dari Reno, saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada institusi polisi yang sudah mengawal kasus hilangnya ponakan saya dari bulan Agustus sampai ditemukan, sampai dikebumikan sampai hari ini," ujarnya. Pihak keluarga, lanjut Jemmy, telah menerima dengan lapang dada kepergian Reno. "Sudah menerima, mengikhlaskan Reno untuk berpulang. Semoga Reno ditempatkan di sisi Tuhan Yang Maha Esa," tutup Jemmy.
Sejumlah perwakilan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia-Lembaga Bantuan Hukum (YLBHI-LBH) Surabaya turut hadir dalam prosesi pemakaman Reno. Koordinator KontraS, Dimas Bagus Arya, menyatakan bahwa kepolisian harus membuktikan dugaan mereka yang menyebut Reno dan korban lainnya, Muhammad Farhan Hamid, adalah korban pembakaran gedung. Dimas menekankan bahwa hal ini harus ditindaklanjuti dengan pengungkapan secara menyeluruh hingga adanya penuntutan yang berkeadilan.
"Kepolisian tidak boleh berhenti hanya pada kesimpulan identifikasi korban, tetapi wajib memastikan adanya proses penyelidikan dan penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan berpihak pada keluarga korban," tegas Dimas. Ia juga menambahkan bahwa kepolisian harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap cara aparat negara menangani aksi atau unjuk rasa. Jika tidak, peristiwa serupa berpotensi terus berulang. Kasus Farhan dan Reno, menurutnya, menjadi bukti kegagalan negara dalam melindungi warga yang menyuarakan pendapatnya.
"Saat ini keluarga sedang berduka atas adanya hasil temuan, yang pasti Kepolisian harusnya tidak hanya berhenti pada tahap identifikasi, tetapi segera mengusut tuntas siapa yang bertanggung jawab. Keluarga berharap agar keadilan bagi Farhan dan Reno benar-benar ditegakkan melalui proses hukum yang terbuka dan tidak berpihak," ucapnya.
Dimas menegaskan bahwa KontraS akan terus mengawal proses ini dan memastikan agar hak-hak keluarga korban dipenuhi, serta menekan negara untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tindakan aparat dalam penanganan aksi hingga ada jaminan kebebasan berekspresi dan jaminan rasa aman di kemudian hari.
Sebelumnya, dua kerangka manusia ditemukan dalam kondisi hangus terbakar dan tidak dikenali bentuknya di Kantor Administrasi Lantai 2 Gedung ACC, Kwitang, Jakarta Pusat, pada Kamis (30/10). Gedung yang berdekatan dengan markas Brimob itu sempat terbakar saat demonstrasi akhir Agustus lalu. Hasil tes DNA menunjukkan bahwa kedua kerangka tersebut identik dengan Reno Syahputra Dewo dan Muhammad Farhan Hamid. Reno dan Farhan adalah dua korban yang dinyatakan hilang pascagelombang demonstrasi akhir Agustus lalu.

