zonamerahnews – Upaya pemakzulan Bupati Pati, Sudewo, yang sempat memanas pasca-demo besar pada 13 Agustus lalu, akhirnya menemui jalan buntu di DPRD Pati. PDIP, satu-satunya fraksi yang ngotot ingin memakzulkan Sudewo, kini menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat Pati.
Dalam rapat paripurna yang digelar Jumat (31/10) lalu, mayoritas fraksi di DPRD Pati lebih memilih memberikan rekomendasi perbaikan kinerja kepada Sudewo, alih-alih pemakzulan. Keputusan ini tentu mengecewakan PDIP yang sejak awal getol mendorong proses pemakzulan.

Ketua DPC PDI Perjuangan Pati, Ali Badrudin, mengungkapkan permintaan maafnya atas nama fraksi kepada seluruh masyarakat Pati yang telah menantikan hasil dari hak angket dan pansus yang dibentuk pasca-demo. Ia juga meminta masyarakat untuk menerima dengan lapang dada hasil sidang paripurna tersebut.
Ali menjelaskan bahwa dorongan fraksinya untuk memakzulkan Sudewo didasari oleh hasil kinerja pansus dan temuan-temuan hak angket. Ia mengakui bahwa lobi-lobi politik adalah hal yang lumrah dalam pengambilan keputusan krusial.
"Awalnya semua fraksi kompak untuk melakukan pemakzulan, namun seiring waktu keputusan berubah. PDIP tetap pada pendiriannya, namun kekuatan kami hanya 14 dari 50 anggota," ujarnya seperti dikutip dari detikJateng.
Meski demikian, Ali berharap Sudewo dapat memperbaiki kinerjanya agar Pati menjadi lebih baik dan maju.
Ketua DPRD Pati, Ali Badrudin, sebelumnya menjelaskan bahwa dari tujuh fraksi, hanya PDIP yang menginginkan pemakzulan. Enam fraksi lainnya, yaitu Gerindra, PPP, PKB, Demokrat, dan Golkar, memilih rekomendasi perbaikan kinerja.
Sebanyak 36 dari 49 anggota DPRD Pati yang hadir sepakat agar Sudewo memperbaiki kinerjanya. Rekomendasi DPRD Pati akan disampaikan kepada bupati, dengan tembusan kepada Gubernur Jawa Tengah dan Menteri Dalam Negeri.
Sudewo sendiri menyambut baik keputusan tersebut dan menyatakan komitmennya untuk memperbaiki kinerja serta menggunakan rekomendasi dari pansus hak angket sebagai bahan evaluasi. Ia juga mengajak semua pihak, termasuk yang sebelumnya kontra, untuk bersama-sama membangun Pati.

