zonamerahnews – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bertindak tegas dengan menghentikan aktivitas penambangan pasir di Pulau Citlim, Desa Buluh Patah, Kecamatan Sugie Besar, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Penyegelan dilakukan pada Sabtu (19/7) karena perusahaan tambang terbukti tidak memiliki izin yang diperlukan untuk pemanfaatan ruang laut dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Ipunk Nugroho, menegaskan bahwa tindakan ini sesuai dengan amanat undang-undang. Pulau Citlim yang memiliki luas sekitar 2.200 hektar mengharuskan pelaku usaha tambang untuk mengantongi rekomendasi dari KKP dalam pengelolaan pulau-pulau kecil.

Selain masalah perizinan, aktivitas tambang ini juga memicu keluhan dari masyarakat pesisir, khususnya para nelayan. Pencucian pasir dari kegiatan pertambangan menyebabkan air keruh yang merusak terumbu karang. "Perusahaan ini akan diperiksa lebih lanjut oleh PSDKP Batam," tegas Ipunk.
Selama masa penghentian, perusahaan dilarang melakukan aktivitas apapun di Pulau Citlim. KKP akan memantau wilayah tersebut melalui satelit dan berkoordinasi dengan Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) setempat untuk melaporkan jika ada pelanggaran. Ipunk menambahkan bahwa perusahaan dapat kembali beroperasi setelah semua perizinan lengkap. Kerusakan ekosistem laut akibat aktivitas tambang masih dalam penyelidikan, termasuk potensi denda dan sanksi administrasi lainnya.
Sementara itu, Direktur PT Jeni Prima Sukses, Jeki Sudianto, mengakui bahwa perusahaannya telah beroperasi sejak 2019 tanpa izin ruang laut yang sesuai. Ia beralasan bahwa pengurusan izin secara online melalui sistem OSS mengalami kendala dan penolakan. Jeki juga mengklaim bahwa perubahan peraturan perizinan pertambangan menjadi kendala tersendiri. Ia berjanji akan berkoordinasi lebih intensif dengan Direktorat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (DJPK) KKP untuk mengurus perizinan.
Jeki membantah tudingan bahwa pasir hasil tambang diekspor ke Singapura. Menurutnya, pasir tersebut dikirim ke Batam dan Karimun menggunakan tongkang.

