zonamerahnews – Kasus penculikan yang berujung tewasnya M Ilham Pradipta (MIP), kepala cabang sebuah bank di Jakarta Pusat, akhirnya menemui titik terang. Polisi telah mengungkap kronologi lengkap aksi keji tersebut, yang ternyata diwarnai dengan rencana-rencana yang gagal total.
Semua bermula pada Juni lalu, ketika tersangka Candy alias Ken bertemu dengan Dwi Hartono. Candy mengaku memiliki data rekening dormant di beberapa bank dan berencana memindahkan dana dari rekening tersebut ke rekening penampungan yang telah disiapkan.

"C alias K memiliki rencana untuk memindahkan uang dari rekening dormant tersebut ke rekening penampungan," ungkap Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, dalam konferensi pers. Candy bahkan telah menyiapkan tim IT untuk melancarkan aksinya, namun tetap membutuhkan persetujuan dari kepala cabang bank.
Serangkaian pertemuan pun digelar untuk mematangkan rencana tersebut. Pada 30 Juli, Candy, Dwi, dan tersangka AAM bertemu untuk membahas rekening dormant di sebuah bank BUMN. Dalam pertemuan itu, Candy menawarkan dua opsi: pertama, melakukan pemaksaan dengan kekerasan lalu melepaskan korban; kedua, melakukan pemaksaan dengan kekerasan lalu menghilangkan atau membunuh korban.
Awalnya, para pelaku sepakat untuk memilih opsi pertama, yaitu melakukan pemaksaan dengan kekerasan dan melepaskan korban setelah berhasil mendapatkan persetujuan pemindahan dana. Namun, rencana ini berubah seiring berjalannya waktu.
Pada 16 Agustus, Dwi bertemu dengan JP dan menanyakan apakah JP memiliki kenalan yang bisa membantu melakukan aksi penculikan. JP kemudian menghubungi Serka N pada 17 Agustus dan menawarkan pekerjaan untuk menculik korban. Serka N kemudian melibatkan Kopda F untuk menyiapkan tim penculik.
Pada 20 Agustus, aksi penculikan dilakukan di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo. Korban berhasil diculik dan diserahkan kepada tim lain di Kemayoran. Namun, rencana untuk membawa korban ke safe house yang telah disiapkan gagal karena tempat tersebut sudah disewa orang lain.
Karena tim penjemput yang dipersiapkan Candy tak kunjung datang dan kondisi korban semakin memburuk, para pelaku akhirnya membuang korban di daerah Cikarang dalam keadaan terikat dan mulut terlakban. Jenazah korban ditemukan oleh warga pada 21 Agustus.
Hasil visum menunjukkan bahwa korban diduga meninggal akibat kekerasan benda tumpul pada leher. Polisi telah menangkap 15 orang tersangka, termasuk Dwi Hartono yang dikenal sebagai crazy rich Jambi. Dua prajurit TNI AD, Serka N dan Kopda FH, juga ditetapkan sebagai tersangka.
Motif di balik penculikan dan pembunuhan ini adalah untuk memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan. Kasus ini menjadi pengingat betapa kejamnya kejahatan yang didasari oleh keserakahan.