zonamerahnews – Program Sekolah Rakyat (SR) resmi bergulir di seluruh Indonesia, menandai babak baru dalam dunia pendidikan. Tahun ajaran 2025-2026 ini, sebanyak 63 sekolah memulai matrikulasi, disusul 37 lainnya di akhir bulan. Antusiasme siswa dan orang tua terlihat jelas di berbagai daerah.
Aceh: Mimpi Jadi Nyata Bagi Anak Nelayan

Di Aceh, 275 siswa SR memulai hari pertama dengan semangat membara. Mereka tersebar di tiga lokasi, termasuk SMA Unggul Ali Hasjmy Aceh Besar. Pemeriksaan kesehatan menjadi agenda awal, memastikan kondisi siswa prima. Lina Anjania, putri seorang nelayan, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. "Sangat senang karena bisa menerima kami, kalau kita ke sekolah umum kan harus bayar," ujarnya. Info SR didapat dari pendamping PKH, membuka jalan bagi Lina untuk terus berprestasi. Kepala Sekolah Rakyat SMA Ali Hasjmy, Seri Amalia, menekankan kurikulum yang berfokus pada karakter, keterampilan, dan ekosistem digital.
Bandung: Pendidikan Karakter di Bekas Gedung Disabilitas
Kota Bandung memiliki dua lokasi SR, salah satunya SRMP 9 yang dulunya Gedung Wyataguna. Sebanyak 50 siswa mengikuti MPLS selama lima hari, dengan fokus pada kemandirian dan karakter. Kepala SRMP 9, Setia Nugraha, berharap para siswa menjadi anak-anak unggul. Endah, seorang ibu, mengaku senang anaknya terpilih masuk SRMP 9. "Saya mendukung 100 persen. Sekolah ini bagus, semoga maju dan bisa anak-anak bisa mandiri," katanya.
Surabaya: Unesa Jadi Rumah Kedua Sekolah Rakyat
Di Surabaya, SR Menengah Atas menggandeng Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Siswa tampak antusias mengikuti MPLS dengan seragam SMP kebanggaan. Koordinator SR Unesa, Mufarrihul Hazin, memastikan fasilitas lengkap siap digunakan, termasuk akses ke laboratorium dan fasilitas olahraga. Tenaga pendidik direkrut dari pendamping PKH berpengalaman. Novi, seorang ibu tunggal, terharu melepas anaknya tinggal di asrama SR. "Bismillah, semoga anak saya betah di sini. Mudah-mudahan ke depannya bisa berguna bagi bangsa," ujarnya. Chovivil Naila Ikhasani, siswa baru, merasa senang karena biaya sekolah ditanggung pemerintah. Di Jawa Timur, total 1.183 siswa tersebar di 12 lokasi SR, menandai awal yang menjanjikan bagi pendidikan anak-anak Indonesia.
