zonamerahnews – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan tanggapan terkait isu food tray atau "ompreng" makanan bergizi gratis (MBG) yang diduga mengandung minyak babi dan menuai penolakan dari sebagian masyarakat. Ketua PBNU, Fahrur A Rozi, menjelaskan pandangan fikih NU terkait hal ini.
Fahrur menjelaskan bahwa dalam pandangan fikih NU, benda keras yang terkena najis babi dapat disucikan kembali dengan cara dicuci bersih. Dengan demikian, penggunaan food tray tersebut tidak menjadi masalah setelah dibersihkan. "Menurut fiqh NU, setiap benda keras yang terkena najis babi itu bisa disucikan dengan cara dicuci bersih. Tidak ada masalah, bisa dipakai setelah dicuci bersih," ujarnya saat dihubungi, Kamis (18/9).

Ia juga menegaskan bahwa menu MBG tetap halal dikonsumsi setelah food tray dibersihkan. Menurutnya, makanan baru menjadi haram jika makanan itu sendiri yang tercampur dengan unsur babi, bukan wadahnya. "Kalau minyak babi tercampur makanan, itu jelas haram. Kalau ompreng terkena minyak babi, bisa disucikan bersih dan boleh dipakai," tegas Fahrur.
Meskipun demikian, Fahrur menilai bahwa Badan Gizi Nasional (BGN) perlu memberikan penjelasan lebih detail mengenai temuan tersebut, terutama mengenai bentuk kandungan dan prosesnya. "Soal isu ompreng MBG yang mengandung babi, saya kira perlu penjelasan lebih lanjut, di mana letaknya dan bagaimana prosesnya," katanya.
Fahrur berharap agar program MBG ke depannya dapat menjadi lebih baik dan higienis. Ia menekankan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama para santri di pondok pesantren. "Kita berharap agar MBG sebaik-baik dan lebih higienis. Program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya para santri di pesantren," ujarnya.
Sebelumnya, BGN mengungkapkan bahwa salah satu kecamatan di Sulawesi Utara (Sulut) menolak menerima MBG karena isu viral mengenai nampan (food tray) makanan yang diduga mengandung minyak babi. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa hal ini menyebabkan keraguan di kalangan masyarakat Sulut mengenai kehalalan makanan bergizi yang disalurkan pemerintah.
Dadan menjelaskan bahwa minyak sebenarnya tidak digunakan sebagai komponen food tray MBG. Omprengan tersebut terbuat dari berbagai jenis logam, termasuk nikel. Minyak hanya digunakan dalam proses pencetakan food tray, namun kemudian dibilas setelah proses tersebut selesai. "Minyak itu digunakan pada saat stamping-stamping atau pencetakan yang digunakan pada alatnya supaya tidak panas dan mudah. Nah, kemudian setelah dicetak, minyak itu kemudian akan dibersihkan, direndam, dibersihkan sehingga steril begitu," jelasnya.

