zonamerahnews – Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, dengan tegas membela Presiden Joko Widodo terkait isu utang Kereta Cepat Woosh yang disebut-sebut membebani sejumlah BUMN. Pembelaan ini muncul di tengah sorotan publik terhadap proyek ambisius tersebut.
Budi Arie menepis anggapan bahwa Jokowi bertanggung jawab atas utang yang timbul akibat proyek Woosh. Menurutnya, kereta cepat Jakarta-Bandung ini justru memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat. "Kalau saya melihatnya begini, itu sudah berguna kok, berguna buat masyarakat kok," ujarnya usai bertemu Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Jumat (24/10).

Mantan Menteri Koperasi ini juga membantah tudingan bahwa proyek Woosh dibangun tanpa perencanaan matang. Ia meyakini bahwa proyek ini telah melalui kajian yang komprehensif. "Itu kan kajiannya sudah dilakukan. Nanti secara teknisnya tanya yang berkompeten ya, (Kementerian) Perhubungan dan pihak-pihak terkait," imbuhnya.
Lebih lanjut, Budi Arie tidak setuju jika Woosh dianggap sebagai beban keuangan negara. Ia menegaskan bahwa proyek ini murni investasi. "Enggak, enggak. Ini kan investasi," tegasnya. Bahkan, Budi Arie memuji Woosh sebagai karya terbaik bangsa dan mengusulkan agar jalur kereta cepat diperpanjang hingga Surabaya, bahkan Banyuwangi.
Sebagai informasi tambahan, total investasi proyek KCIC mencapai sekitar 7,27 miliar dolar AS atau setara dengan Rp120,38 triliun. Sebagian besar dana tersebut berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) dengan bunga 2 persen per tahun. Saat ini, terdapat dua opsi penyelesaian utang yang sedang dikaji, yaitu pelimpahan kepada pemerintah atau penyertaan dana tambahan ke PT KAI. Namun, opsi tersebut belum final dan tetap mendorong Danantara untuk mengambil peran utama dalam pembayaran.

