zonamerahnews – Tragedi memilukan terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, ketika musala di asrama putra ambruk pada Senin (29/9) sore. Insiden ini menyebabkan puluhan santri terluka dan satu orang meninggal dunia, menambah duka mendalam bagi keluarga pesantren dan masyarakat sekitar.
Jumlah korban terus bertambah pasca kejadian. Data terbaru menunjukkan total 87 orang menjadi korban dalam peristiwa nahas ini. Puluhan santri dilarikan ke berbagai rumah sakit di Sidoarjo untuk mendapatkan perawatan intensif.

Direktur Utama RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, dr. Atok Irawan, menjelaskan bahwa 38 korban luka dirawat di rumah sakitnya, sementara empat lainnya mendapatkan penanganan di RS Delta Surya. RS Islam Siti Hajar merawat 45 korban, namun sayangnya, satu di antaranya menghembuskan nafas terakhir.
"Di RSUD R.T. Notopuro, 27 korban menjalani rawat jalan. Lima pasien harus diopname, dua di antaranya menjalani operasi, dan satu dalam observasi karena cedera otak ringan," jelas dr. Atok. Ia menambahkan bahwa seorang pasien terpaksa menjalani amputasi lengan kiri akibat luka parah yang dideritanya.
Muhammad Rijalul Qoib (13), seorang santri asal Sampang yang selamat dari reruntuhan, menuturkan bahwa peristiwa terjadi sekitar pukul 15.00 WIB saat ratusan santri sedang melaksanakan salat ashar berjamaah.
"Saat salat, saya mendengar suara retakan dari atas bangunan," ungkap Rijalul. Ia menambahkan bahwa musala tersebut terdiri dari tiga lantai dan masih dalam proses pembangunan.
Menurut Rijalul, suara retakan semakin lama semakin keras hingga akhirnya bangunan ambruk. Meskipun masih dalam tahap pembangunan, musala tersebut sudah digunakan untuk kegiatan ibadah santri, seperti salat berjamaah dan mengaji.
Proses pencarian korban difokuskan pada area reruntuhan bangunan. Kabid Humas Polda Jatim, Jules Abraham Abast, sebelumnya telah mengkonfirmasi adanya satu korban meninggal dunia dalam kejadian ini. Pihak berwenang masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pasti ambruknya musala tersebut.

