loading…
Tan Malaka pascakemerdekaan RI memiliki peran yang cukup penting. Tokoh kelahiran 2 Juni 1897 ini sempat ditunjuk Soekarno untuk mengambil alih perjuangan. Foto/Ist
Pada September 1945 atau sebulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, Sekutu mulai mendarat di Jakarta untuk melucuti tentara Jepang.
Tan Malaka kemudian menggelar rapat raksasa di Lapangan Ikada (sekarang Monas) sebagai pesan kepada Sekutu atas kekuatan rakyat Indonesia. Tak kurang dari 200.000 orang berkumpul memenuhi lapangan.
Seperti dikutip dari buku Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen, Konflik dan Integrasi TNI AD serta berbagai sumber, Sabtu (10/9/2022), pada awal Oktober 1945 Soekarno telah membuat testamen apabila ia ditangkap oleh Belanda, maka ia menunjuk Tan Malaka untuk mengambil alih perjuangan kemerdekaan.
Baca juga: Kisah Hidup Tan Malaka, Guru yang Kepincut Jalan Revolusi
Testamen ini lahir atas saran dan dukungan partai politik terhadap Tan Malaka serta saran dari Sutan Sjahrir dan Amir Syarifudin yang merupakan kawan baiknya.
Sjahrir dan Amir Syarifudin menyarankan Tan Malaka untuk membentuk PSI dan Laskar Pesindo. Namun Tan Malaka tidak mau karena ia berpendapat, semua kekuatan harus menjadi satu untuk melawan Belanda melalui Partai Nasional Indonesia dan satu tentara yaitu TKR.
Baca juga: Gara-gara Pidato Peristiwa Surabaya 1945, Soekarno Nyaris Digantikan Tan Malaka
Selanjutnya Sjahrir berkeinginan membentuk banyak partai dan laskar perjuangan agar gelora membela kemerdekaan menjadi lebih hebat dan ingin berunding dengan Belanda yang mengakui de fakto Pulau Jawa dan Sumatera sebagai wilayah Republik Indonesia. Karena Sjahrir tidak mengetahui keadaan di luar Pulau Jawa.
Tan Malaka yang merupakan kelahiran di Nagari Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Sumatera Barat ini kemudian didukung oleh partai oposisi dan TKR, secara diam-diam membentuk Persatuan Perjuangan (PP) pada 15 Januari 1946.